Photography

Pencak Silat Betawi

Share

Pencak Silat Betawi  diperkirakan sudah ada sejak abad ke 16 dimana masyarakat setempat (Jayakarta) pada masa itu sering mempertunjukkan seni silat di saat pesta perkawinan atau khitanan(sunatan). Hal ini memperkuat dugaan bahwa silat tidak hanya berfungsi sebagai ilmu beladiri namun sudah menjadi suatu produk sosial, seni budaya yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari. 

Pencak Silat telah mewarnai kehidupan masyarakat betawi, dimana silat atau maen pukulan adalah hal yang wajib dipelajari, silat betawi terkenal dengan aliran-alirannya yang merunut pada asal kampung atau daerah perkembangannya. Hal ini menurut Prof Dr Parsudi Suparlan, “bahwa masyarakat betawi dalam pergaulannya sehari-hari, lebih sering menyebut dirinya berdasarkan lokalitas tempat tinggal mereka, seperti orang Kemayoran, orang Senen, atau orang Rawabelong”. Karena pada saat itu kesadaran sebagai masyarakat betawi pada awal pembentukan kelompok etnis itu belum begitu mengakar. Baru pada tahun 1923 Moh Husni Thamrin dan tokoh masyarakat betawi mendirikan Perkumpulan Kaum Betawi di masa Hindia belanda telah menyadarkan segenap orang betawi sebagai sebuah golongan (kelompok etnis sebagai satuan sosial dan politik yang lebih luas) sebagai golongan orang Betawi.

Data Foto :

  • Focal Length    : 200.0 mm
  • Shutter Speed  : 1/1024 sec
  • Aperture            : F2.8
  • ISO/Film            : 640

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.